Keuntungan Budidaya Jamur
Budidaya jamur memiliki keuntungan tersendiri. Dalam membudidayakan jamur dapat dilakukan dengan memanfaatkan limbah organik yang melimpah dan mudah didapatkan di sekitar kita dengan harga murah pula. Dan juga akan menjadikan lingkungan menjadi indah, bersih dan sehat.Keuntungan kedua dari budidaya jamur adalah budidaya jenis ini tidak membutuhkan lahan yang luas dimana lahan seluas 100 meter persegi bisa menampung kurang lebih 7500 baglog dengan perkiraan penghasilan Rp200 ribu rupiah perharinya.
Ketiga, Produk akhir dari jamur bermanfaat untuk meningkatkan gizi dalam menu dan menambah penghasilan.
Keempat, Bekas media tanam jamur yang berupa kompos langsung dapat digunakan untuk memupuk kolam ikan, menjadi makanan ikan dan untuk cacing yang dipelihara.
Prospek Budidaya Jamur Tiram
Permintaan pasar akan jamur sudah merupakan sesuatu yang standar karena jenis tanaman budidaya ini banyak dikonsumsi sebagai salah satu jenis sayuran di masyarakat. Beberapa daya tarik dari jamur adalah cita rasanya yang lezat, tinggi kandungan nutrisinya, dan merupakan jenis makanan alternatif yang digunakan untuk pengobatan alami.Adapun kandungan gizi dari jamur tiram adalah,:
- Jenis jamur tiram ini mengandung protein nabati sebesar 10 hingga 30 persen jika dikonsumsi dalam bentuk segar. Yang mana cocok untuk menjadi capuran pepes, salad, sup, ataupun dapat dikonsumsi dalam bentuk keripik yang lebih praktis.
- Jenis jamur tiram mengandung lebih banyak kandungan gizi yang berupa fospor, zat besi, lemak, protein, thiamin, dan riboflavin.
- Jenis jamur tiram memiliki harga yang tinggi di pasaran dan lagi termasuk jenis jamur yang mudah dikembangkan, bahan spora dan media tumbuh cukup mudah didapatkan.
Teknologi Budidaya Jamur
Untuk budidaya jamur, dibutuhkan bangunan yang terdiri atas:Ruang Persiapan
Ruang ini memiliki fungsi sebagai tempat melakukan kegiatan seperti pengayakan, sterilisasi, pencampuran, dan pewadahan.
Ruang Inokulasi
Ruang ini memiliki fungsi sebagai tempat menanam bibit pada media tanam. Ruangan Inokulasi ini harus gampang dibersihkan dan tidak memiiki ventilasi yang banyak agar terhindarkan dari kontaminasi mikroba yang lain.
Ruang Inkubasi
Ruang Inkubasi ini berfungsi sebagai tempat tumbuhnya miselium jamur pad media tanam yang sudah di-spawning atau diinokulasi. Suhu ruangan diatur pada 22 – 28 derat Celcius dengan tingkat kelembaban 60 hingga 80 persen. Ruangan ini perlu dilengkapi dengan rak-rak sebagai tempat media tanam dalam baglog atau kantong plastik.
Ruang Penanaman
Ruang Penanaman ini berguna dalam penumbuhan tubuh dari buah jamur ini. Ruang penanaman dilengkapi pula rak-rak untuk penanaman dan alat pengabutan atau penyemprot. Penyemprotan berfungsi untuk menyiram yang bertujuan untuk mengatur suhu pada 16 – 22 derajat Celcius dengan kelembaban 80 hingga 90 persen.
Alat dan Bahan yang Diperlukan
Peralatan yang dibutuhkan dalam budidaya jamur antara lain sendok bibit, kantong plastik, mixer, gerobak dorong, centong, cangkul, karet, sekop, filler, cincin plastik, botol, boiler, dan kapas. Sedangkan bahan yang butuhkan berupa dedak (bekatul), serbuk kayu, gips (CaSO4), kapur (CaCO3), glukosa, tepung jagung (berupa biji-bijan).Teknik Budidaya Jamur Tiram
- Mempersiapkan Bahan
Beberapa bahan yang perlu dipersiapkan antara lain, bekatul, gips, gergaji, kapur, glukosa, dan tepung jagung.
- Pengayakan
Serbuk kayu yang dapat diperoleh dari
penggergajian tidak memiliki keragaman yang cukup bagus yang bisa
menyebabkan tingkat pertumbuhan dari miselia kurang baik karena kurang
merata. Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan proses pengayakan.
Ukuran ayakan yang bagus disamakan untuk mengayak pasir.
- Pencampuran
Setelah menimbang bahan-bahan yang
dibutuhkan sesuai dengan takaran pencampuran dengan serbuk gergaji,
kemudian dilakukan penyiraman 50 sampai 60 persen air. Jika kepal serbuk
mengalami penggumpalan namun tidak mengeluarkan air, ini menunjukkan
kadar airnya telah mencukupi.
- Pengomposan
Tahapan pengomposan merupakan proses
melapukkan bahan yang dapat dilakukan dengan membumbun campuran serbuk
gergaji dan selanjutnya ditutupi dengan plastik yang telah disediakan.
- Pembuatan Baglog (Pembungkusan)
Pembungkusan dilakukan dengan plastik
jenis polipropilen (PP) sesuai dengan kebutuhan ukuran. Pembungkusan
dapat dilakukan dengan cara memasukkan media ke dalam plastik lalu
ditumbuk dengan botol hingga padat.
- Sterilisasi
Tahapan
sterilisasi menggunakan alat sterilizer untuk menonaktfikan bakteri,
mikroba, kapang, ataupun khamir yang merupakan faktor yang dapat
mengganggu pertumbuhan jamur. Sterilisasi sebaiknya dilakukan pada
rentang suhu 90 hingga 100 derajat Celcius selama kurang lebih 12 jam.
- Pemberian Bibit (Inokulasi)
Setelah proses sterilisasi, baglog
kemudian ditiriskan selama satu malam. Selanjutnya diambil dan ditanami
bibit di atasnya sekitar 3 sendok makan lalu diikat menggunakan karet
dan ditutupi pakai kapas. Adapun bibit jamur yang baik yakni; umur 45 –
60 hari, varitas unggul, tidak terkontaminasi, dan warna bibit merata.
- Masa Pertumbuhan Miselium (Inkubasi)
Proses inkubasi dilakukan hingga warna
putih merata ke seluruh media, biasanya kana tercapai merata antara 40
hingga 60 hari masa inkubasi. Inkubasi jamur ini dilakukan penyimpanan
di ruang inkubasi dengan kondisi yang tertentu.
- Panen Jamur
Panen tentu dapat dilakukan setelah jamur
mencapai pertumbuhan optimal. Pemanenan dilakukan selama 5 hari setelah
calon jamur tumbuh. Adapun hal-hal yang yang perlu diperhatikan antara
lain:
- Sebaiknya pemanenan dilakukan di pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan pemasaran pun ikut dipermudah.
- Sebaiknya gunakan pisau yang sudah disterilkan. Hindari menggunakan kuku tangan.
- Jamur yang dipanen sebaiknya disisakan pangkalnya sedikit.
- Hindari terangkatnya media.
Sumber : 1001budidaya.com