}
  • SISTEM INFORMASI DESA DAN KELURAHAN
  • SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH
  • LAYANAN MASYARAKAT SECARA ONLINE
  • SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH

Teknik Budidaya Tanaman Singkong



Singkong merupakan bahan baku aneka industry antara lain; tepung mocaf, tapioka, gula cair, bioetanol, makanan camilan, dan lain-lain. Agar kebutuhan industri berbasis singkong terpenuhi dalam jumlah besar dan kontinu, maka penting sekali melakukan budidaya tanaman singkong atau bermitra dengan para petani singkong. Budidaya singkong sendiri akan membantu mengatasi kekurangan pasokan dan menekan kenaikan harga bahan baku singkong. Masa panen petani singkong yang belum dimanaj dengan baik sehingga menyebabkan pasokan tidak teratur dan mengakibatkan harga fluktuasi tinggi, hal ini sangat berpengaruh terhadap produktifitas industry berbasis singkong. Oleh karena itu para pelaku usaha, sebaiknya juga melakukan budidaya singkong sendiri, selain bermitra dengan para petani atau suplier singkong.
Untuk melakukan budidaya tanaman singkong kita harus menentukan lokasi budidaya yang tepat sehingga dicapai produkis optimal. Singkong merupakan tanaman tropis, tetapi dapat pula beradaptasi dan tumbuh dengan baik di daerah sub-tropis. Tanaman singkong tidak menuntut iklim yang spesifik untuk pertumbuhannya. Secara umum, singkong dapat  tumbuh dengan baik pada iklim dengan curah hujan: 1500-2.500 mm/thn. Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tanaman singkong sekitar 10 jam/hari terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya. Tanaman singkong dapat tumbuh pada ketinggian 2000 m dari permukaan air laut atau di sub-tropis dengan suhu rata-rata 16 C˚. Pada ketinggian tempat sampai 300 m dpl, tanaman singkong dapat menghasilkan umbi dengan baik, akan tetapi tidak menghasilkan bunga. Sedangkan pada ketinggian tempat mencapai 800 m dpl tanaman singkong mampu menghasilkan bunga dan biji. Bahan baku singkong  yang didapat dari daerah dataran tinggi akan menghasilkan rendemen yang tinggi dibandingkan singkong dari dataran rendah. Singkong yang ditanam pada daerah yang curah hujannya rendah memiliki kadar air yang lebih rendah dibandingkan dengan singkong yang ditanam pada daerah dengan curah hujan yang tinggi. Secara ekonomis, singkong dengan kadar air tinggi kurang baik untuk pembuatan tepung mocaf.
Tanaman Singkong memerlukan media tanam sesuai agar menghasilkan produksi yang maksimal. Media taman yang paling sesuai untuk tanaman singkong adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik. Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, selain itu unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Tanaman singkong akan tumbuh dengan baik jika tanah subur dan kaya bahan organik baik unsur makro maupun mikronya. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman singkong adalah jenis aluvial latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol. Tanaman singkong akan tumbuh dengan baik pada lahan dengan derajad keasaman pH berkisar antara 4,5-8,0 dengan pH ideal 5,8. Sedangkan tanah di Indonesia ber-pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0-5,5, sehingga cukup netral bagi suburnya tanaman singkong. Teknik budidaya tanaman singkong meliputi; pembibitan, pengolahan lahan, penaman, pemupukan, perawatan, penanggulangan hama dan penyakit, penanganan pasca panen. 
1). Pembibitan Singkong
Sebelum melakukan budidaya tanaman singkong, perlu dilakukan pemilihan bibit yang berkualitas. Bibit singkong yang akan dikembangbiakan dipilih berasal dari tanaman induk yang mempunyai karakteristik; produksi tinggi, kadar tepung tinggi, umur panen 7 - 9 bulan, tahan terhadap hama dan penyakit, warna putih, kadar sianida-nya rendah. Bibit dengan kualitas baik akan menghasilkan produksi yang tinggi dan kualitas singkong yang tinggi pula.
Pengembangbiakan tanaman singkong dapat dilakukan dengan cara stek. Batang tanaman singkong yang akan digunakan untuk stek dipilih berdasarkan umur  kurang lebih 7-12 bulan, diameter 2,5-3cm, telah berkayu, lurus dan masih segar, panjang stek 20-25 cm, bagian pangkal diruncingi agar memudahkan penanaman,kulit stek tidak terkelupas terutama pada bakal tunas.
2). Pengolahan Lahan
Sebelum melakukan penanaman bibit singkong, maka perlu dilakukan pengolahan tanah terlebih dahulu agar tanah menjadi gembur sehingga pertumbuhan akar dan umbi berkembang dengan baik. Gulma dan sisa-sisa tanaman harus dibakar. Waktu mengerjakan tanah sebaiknya pada saat tanah tidak dalam keadaan becek atau berair, agar struktur tanah tidak rusak. Pengolahan tanah dibajak atau di cangkul 1-2 kali sedalam kurang lebih 20 cm, diratakan langsung ditanami atau di buat bedengan-bedengan atau guludan dan juga dibuat saluran drainase, kemudian baru dapat ditanam.
3). Penanaman
Penanaman bibit singkong dapat dilakukan setelah bibit/stek dan tanah disiapkan. Waktu yang baik untuk penanaman adalah permulaan musim hujan. Hal ini disebabkan singkong memerlukan air terutama pada pertumbuhan vegetatif yaitu umur 4-5 bulan, setelah itu kebutuhan akan air relatif lebih sedikit. Jarak tanam  secara monokultur antara lain: 100 cm x 100 cm  ; 100 cm x 60 cm. Cara menanam singkong sebaiknya stek tegak lurus atau minimal membentuk sudut 60 derajat dengan tanah dan kedalaman stek 10 - 15 cm.
4). Pemupukan
Untuk mencapai hasil yang tinggi perlu dilakukan pemupukan bisa dengan menggunakan pupuk organik (pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau ) dan pupuk an-organik (Urea, TSP, KCL). Pupuk organik sebaiknya diberikan bersamaan dengan pengolahan tanah. Tujuan utama pemberian pupuk adalah untuk memperbaiki struktur tanah. Pupuk an-organik diberikan tergantung komposisi tanah. Pada umumnya dosis pupuk anjuran untuk tanaman singkong adalah:
- Urea : 60 - 120 kg hl/ ha
- TSP : 30 kg P205/ ha
- KCL : 50 kg K20/ ha
Cara pemberian pupuk adalah Pupuk dasar : 1/3 bagian dosis Urea, KCL., dan seluruh dosis P (TSP) diberikan pada saat tanam, pupuk susulan : 2/3 bagian dari dosis Urea dan KCL diberikan pada saat tanaman berumur 3 - 4 bulan.
5). Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman perlu dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang sehat, baik, seragam dan memperoleh hasil yang tinggi. Pemeliharaan singkong meliputi Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan apabila sudah mulai tampak adanya gulma (tanaman pengganggu). Penyiangan kedua dilakukan pada saat singkong berumur 2-3 bulan sekaligus dengan melakukan pembumbunan. Pembumbunan dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah sehingga singkong dapat tumbuh dengan sempurna, memperkokoh tanaman supaya tidak rebah.
6). Penanggulangan Hama Dan Penyakit Tanaman Singkong

Hama pada tanaman singkong antara lain; tungau daun merah dan kumbang, sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman singkong adalah layu bakteri dan bercak daun. Untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit pada tanaman singkong adalah; sanitasi lahan setelah panen (sisa tanaman dibakar ), bibit yang digunakan sehat dari varietas tahan penyakit, pengolahan tanah secara sempurna, pergantian tanaman dengan palawija/tanaman lainnya. Cara-cara tersebut dapat secara efektif mengurangi serangan hama penyakit. 
SUMBER: agrotekno.net

RSS Feeds untuk Berita Resmi Statistik

Video Graphic Undang Undang Desa