Budidaya Cabe Merah Secara Hidroponik
– Greenhouse adalah struktur bangunan dengan lingkungan yang tertutup
oleh bahan transparan (tembus cahaya) dengan memenfaatkan radiasi surya
untuk pertumbuhan tanaman. Tujuan penanaman dalam greenhouse adalah
untuk melindungi tanaman dari kondisi alam seperti sinar matahari, suhu
udara, kelembaban, angin hujan salju dan lain-lain yang sifatnya tidak
menguntungkan dan karenanya penutup greenhouse awalnya terdiri dari
kaca.
Di Indonesia kondisi lingkungan lebih
seseai bagi pertumbuhan tanaman cabi bila dibandingkan dengan di daerah
sub-tropis sehingga tujuan utama penggunaan greenhouse adalah untuk
melindungi tanaman dari terpaan air hujan, dan serangan hama penyakit
pada tanaman yang diusahakan dengan sistim hidroponik. Pada umumnya
penanaman sistim ini diusahakan pada jenis tanaman dengan potensi
ekonomi penting sehingga memenuhi kualitas eksport.

Saat ini bahan untuk atap green house
tidak hanya terpaku pada kaca saja. Salah satu pertimbanganya adalah
untuk menyesuaikan kebutuhan tanaman terhadap iklim terutama sinar
matahari. Bahan –bahan yang sering digunakan sebagai atap dan dinding
antara lain kaca, plastic, paranet, asbes dan seng. Greenhouse dengan
penutup plastic saat ini lebih banyak ditemukan di Indonesia. Dilihat
dari kondisi iklim dan tujuannya, pemakaian penutup dari bahan plastic
cenderung lebih cocok untuk diterapkan terutama untuk komoditi eksport.
Beberapa keunggulan budidaya sistem
hidroponik antara lain adalah: (1) kepadatan tanaman per satuan luas
dapat dilipatgandakan sehingga menghemat penggunaan lahan; (2) mutu
produk (bentuk, ukuran, rasa, warna, kebersihan/higiene) dapat dijamin
karena kebutuhan nutrient tanaman dipasok secara terkendali di dalam
rumah kaca; (3) tidak tergantung musim/waktu tanam dan panen dapat
diatur sesuai dengan kebutuhan pasar.
Terdapat 6 (enam) tipe dasar dari sistim
hidroponik yaitu: Wick system, Water Culture System, Ebb dan Flow
system, Drip System, NFT (Nutrien Film Technique) dan Aeroponik. Pada
sistim yang recovery, penggunaan pupuk dan air lebih efisien karena
larutan yang mengalir keluar wadah akan digunakan kembali sementara pada
sistem yang non-recovery tidak demikian. Jenis hidroponik dapat
dibedakan dari media yang digunakan untuk tempat berdiri tegaknya
tanaman. Media tersebut biasanya bebas dari unsur hara (steril),
sementara itu pasokan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dialirkan ke
dalam media tersebut melalui pipa atau disiramkan secara manual. Media
tanam tersebut dapat berupa kerikil, pasir, gabus, arang, zeolit, atau
tanpa media agregat (hanya air).
Drip irigation ( irigasi tetes) dewasa
ini sangat banyak digunakan karena dianggap lebih efektif dalam
menghemat air dan pupuk. Dalam sistem ini air diberikan tetes demi tetes
sesuai dengan kebutuhan tanaman sehingga kecil sekali air yang
terbuang. Walaupun peralatan untuk sistim ini agak rumit dan mahal,
tetapi hasil yang diperoleh dan manfaatnya jauh lebih besar serta dapat
dipakai berulang kali.
Media tanam yang baik adalah yang dapat
mendukung pertumbuhan dan kehidupan tanaman yaitu yang memenuhi beberapa
persyaratan antara lain: dapat menjadi tempat berpijak tanaman; mampu
untuk mengikat air dan unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan,
mempunyai drainase dan aerasi yang baik, dapat mempertahankan kelembaban
daerah akar, tidak menjadi sumber penyakit, tidak mudah lapuk dan mudah
didapat dan harganya relatif murah.
Perbedaan medium pertumbuhan tanaman
cabai yang ditanam dalam greenhouse mempengaruhi terhadap total hara
daun seperti yang dilaporkan oleh Padem, Alan (2006) bahwa kandungan
NPKCa dan Mg daun secara nyata meningkat karena media tumbuh, dimana
medium peat memberikan hasil tertinggi bila dibandingkan dengan tanah,
perlite, pasir dan pumice.
SUMBER: tipsberkebun.com